tribratanews.lampung.polri.go.id. BANDAR LAMPUNG – Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandar Lampung mencatat 185 kasus kebakaran dari Januari hingga Oktober 2024. Meski menurun dibanding tahun lalu, kerugian material mencapai Rp6,6 miliar.
Kepala Dinas Damkar, Antoni Irawan, menyebut kebakaran paling banyak terjadi akibat korsleting listrik. “Korsleting listrik, kompor ditinggal, dan puntung rokok adalah penyebab utama,” jelas Antoni, Senin (21/10/2024).
Antoni menegaskan pentingnya waspada dalam penggunaan listrik dan api. "Kami terus edukasi warga untuk lebih berhati-hati dengan listrik di rumah," tambahnya.
Selama 2024, Damkar mengerahkan 323 tangki air untuk memadamkan api, mencakup area 143.174 meter persegi. Meski penanganan baik, masyarakat diimbau lebih sadar terhadap potensi kebakaran.
Kasus kebakaran mengalami lonjakan di Agustus dan September, masing-masing 23 dan 33 insiden. "Kebakaran di bulan September jadi perhatian serius. Kami terus sosialisasi bahaya kebakaran," ujar Antoni.
Meski tidak ada korban jiwa, sembilan orang mengalami luka-luka. "Risiko kebakaran tak hanya material, tapi juga jiwa," kata Antoni. Warga diingatkan memeriksa instalasi listrik dan tidak meninggalkan kompor menyala.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Umi Fadillah Astutik mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi bahaya kebakaran. "Periksa keamanan instalasi listrik dan hindari penggunaan listrik berlebihan," katanya.
Umi juga meminta masyarakat melaporkan potensi kebakaran. "Laporkan jika melihat aktivitas yang berisiko kebakaran. Kami siap bekerja sama demi keamanan bersama," tutupnya.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Umi Fadillah Astutik juga menegaskan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam pencegahan kebakaran.
"Kami mengajak seluruh warga untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitar. Jika ada indikasi yang berpotensi menimbulkan kebakaran, segera laporkan kepada pihak berwenang agar penanganan cepat dilakukan," ujarnya.