https://tribratanews.lampung.polri.go.id. Para peneliti mengemukakan bahwa kemarahan memiliki efek yang unik dibandingkan emosi negatif umum lainnya seperti kesedihan atau kecemasan, terhadap kesehatan pembuluh darah.
Meskipun efek tersebut mungkin bisa dibalik dalam jangka pendek, kemarahan yang berulang-ulang berpotensi meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dalam jangka panjang.
Temuan ini dipublikasikan baru-baru ini di Journal of American Heart Association, dan memberikan lebih banyak pencerahan tentang hubungan kompleks antara kesehatan mental dan kesehatan fisik.
"Kami menemukan bahwa kemarahan, namun bukan emosi lain yang kami pelajari, mempunyai dampak buruk bagi kesehatan pembuluh darah," ujar Ahli Jantung dan Profesor Kedokteran di Divisi Kardiologi di Amerika Departemen Kedokteran Columbia University Irving Medical Center, Daichi Shimbo seperti dikutip dari laman Healthline, Minggu (2/6/2024).
Sementara itu, Archrekar, MD, MPH, Wakil Ketua Eksekutif Kodekteran di divisi kardiologi di Universitas New Mexico, yang tidak berafiliasi dengan penelitian ini, menyebutkan 'luar biasa'.
"Mereka telah mengukur cara untuk melihat biologi vaskular kita, seberapa sehat fungsi sel-sel kita, dengan sesuatu yang sangat umum pada manusia: keadaan emosional," tutur Achrekar.
Tujuan mereka adalah untuk menyelidiki hubungan antara keadaan emosional dan kesehatan sel endotel, yang merupakan indikator kesehatan pembuluh darah secara keseluruhan.
Sel endotel melapisi bagian dalam pembuluh darah dan merupakan mekanisme penting untuk menjaga kesehatan aliran darah ke seluruh tubuh.
"Pembuluh darah kita bukan sekadar saluran; mereka adalah organ aktif yang mengatur dirinya sendiri dan berfungsi untuk meningkatkan atau terkadang memperburuk kesehatan jantung kita secara keseluruhan," tukas Achrekar.
Sumber PMJ NEWS