tribratanews.lampung.polri.go.id Lampung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Lampung ungkap penyebab terjadinya perubahan cuaca ekstrim di Lampung meski dalam musim kemarau.
Prakirawan BMKG Lampung, Ramadhan Nurpambudi mengatakan hujan deras disertai angin kencang dan petir yang terjadi selama dua hari belakangan dikarenakan Fenomena gelombang Rossby.
"Untuk Provinsi Lampung belum memasuki musim hujan, kami memprediksi musim hujan dimulai bulan Oktober ataupun November 2024," katanya, Kamis (26/9/2024).
"Jadi yang terjadi sejak kemarin itu dipengaruhi oleh fenomena gelombang Rossby dan juga perlambatan udara di wilayah Lampung," lanjutnya.
Dia menjelaskan fenomena gelombang Rossby yang saat ini sedang terjadi di wilayah Indonesia memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pola cuaca di beberapa provinsi, termasuk Lampung.
"Gelombang atmosfer ini mempengaruhi pergerakan sistem tekanan dan distribusi kelembapan udara, yang pada akhirnya memicu pembentukan awan-awan hujan di berbagai wilayah. Seiring dengan adanya gelombang Rossby, peningkatan kelembapan udara basah terpantau pada lapisan atmosfer di ketinggian 700mb hingga 500mb. Hal ini menciptakan kondisi yang sangat mendukung untuk terjadinya konveksi kuat, sehingga awan-awan hujan cenderung lebih mudah terbentuk dan berkembang secara aktif," terang Ramadhan.
Selain itu lanjut dia, pengaruh tekanan rendah di perairan barat Sumatera juga berperan besar dalam memicu gangguan cuaca di wilayah Lampung.
"Tekanan rendah ini menarik massa udara lembap dari Samudera Hindia ke wilayah daratan, meningkatkan potensi hujan lebat di beberapa titik. Kombinasi dari kelembapan tinggi di lapisan 700mb dan 500mb serta pola angin yang terpengaruh oleh sistem tekanan rendah ini menciptakan lingkungan atmosfer yang sangat kondusif untuk pembentukan awan-awan hujan yang meluas,"bebernya.
Akibatnya fenomena ini, Ramadhan menuturkan dalam sepekan ke depan, Provinsi Lampung diperkirakan akan mengalami peningkatan intensitas hujan dengan dengan intensitas sedang hingga lebat.
"Fenomena yang terjadi akan terjadi selama sepekan, ini merupakan akibat dari interaksi kompleks antara gelombang Rossby, kelembapan udara yang tinggi, dan tekanan rendah di sekitar perairan Sumatera," ungkapnya .