Tribratanewspolrilampung-Pringsewu| Belum lama ini Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 24 orang terduga teroris pendukung Mujahid Indonesia Timur (MIT) Poso dan ISIS diwilayah Provinsi Kalimantan, Sulawesi dan Jawa.
Lalu Menyusul Ditreskrimum Polda Metro Jaya, juga melakukan penangkapan terhadap ketua dan pengurus Kelompok Khilafatul Muslimin pimpinan Abdul Qadir Baraja yang berkantor pusat di Wilayah Bandar Lampung pada beberapa hari lalu.
Menanggapi hal itu, Kapolres Pringsewu meminta masyarakat waspada adanya kelompok / organisasi keagamaan yang ingin merubah idelogi bangsa.
"Kami mengharapkan masyarakat dapat lebih waspada terhadap adanya kelompok atau organisasi yang berupaya mengadu domba memecah belah dan merubah ideologi bangsa," ungkap AKBP Rio Cahyowidi saat dikonfirmasi awak media, Senin (13/6/2022)
Menurut Kapolres, Ada tiga strategi kelompok radikal dalam upaya memecah belah bangsa,” Pertama, kelompok-kelompok itu berusaha untuk mengaburkan, menghilangkan, dan menyesatkan sejarah bangsa ini, Kedua, mereka berupaya untuk menghancurkan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia ini dan Ketiga, yang dilakukan kelompok radikal untuk memecah belah bangsa dengan mengadu domba anak bangsa dengan pandangan intoleransi dan isu SARA melalui media sosial.
Karenanya Kapolres meminta masyarakat waspada bahwasannya, radikalisme terorisme mengatasnamakan agama sejatinya adalah gerakan politik yang memanipulasi agama untuk mengambil kekuasaan dan ingin mengganti ideologi negara dan ideologi atau sistem negara.
"Tentunya ini yang harus kita waspadai semua, karena selain bertentangan dengan ideologi negara juga merusak nilai budaya bangsa yang penuh keberagaman," ujarnya.
Untuk itu, alumnus Akpol tahun 2002 ini meminta masyarakat untuk segera melaporkan apabila mengetahui ada kelompok atau organisasi yang bersifat tertutup dan terindikasi radikal yang ada disekitarnya.
"Hal ini perlu peran serta seluruh pihak, utamanya adalah masyarakat itu sendiri."tandasnya