Kelompok hacker Ransomware Brain Cipher Akan Buka Kunci Server PDNS Secara Gratis

04/07/2024 18:30:00 WIB 1.446

https://tribratanews.lampung.polri.go.id. Jakarta - Kelompok hacker ransomware Brain Cipher akan membuka kunci Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang telah mereka retas. Informasi itu disampaikan akun media sosial X @stalthmole_int. Dalam unggahannya, akun tersebut memberikan informasi bahwa peretas akan memberikan kunci untuk dekripsi akses PDNS yang mereka retas secara gratis.

"Brain Cipher mendustribusikan kunci dekripsi secara gratis. Mereka merilis pertanyaan tambahan di situs web gelap dengan jawaban tujuh pertanyaan populer termasuk alasan penyerangan terhadap pusat data, ucapan terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas kesabarannya dan lain-lain," kata @stealthmole_int dalam unggahan pada Rabu, 3 Juli 2024 pukul 20.47 WIB.

PDNS diretas sejak 20 Juni 2024 lalu dan berimbas terhadap 210 server milik lembaga dan instansi baik pusat maupun nasional. Bahkah peretasan ini menyasar lembaga-lembaga penting negara seperti INAFIS Polri, Bais TNI, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud), Ditjen Imigrasi dan lainnya.

Indonesia juga sempat diminta untuk membayar USD 8 juta atau setara Rp 131 miliar agar data tersebut kembali, namun pemerintah Indonesia menolaknya.

Akun Fusion Intelligence Center @StealthMole tersebut sudah centang biru dan sering membagikan informasi seputar dark web atau pasar gelap dan lainnya.

Unggahan itu berupa tangkapan layar pernyataan dari yang diduga hacker PDNS. Dalam foto yang dibagikan ada logo Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

"Sekarang kami akan menjawab pertanyaan paling populer," denujuab isi tangkapan layar pernyataan yang diduga hacker tersebut.

Isi pernyataan mereka yakni.

1. Kami secara mandiri mengambil keputusan seperti itu, tidak memerlukan intervensi dari layanan khusus dan lembaga penegak hukum.

2. Tidak, tidak ada kesalahpahaman dalam tim kami. Kami adalah tim hebat yang semua orang mendukung keputusan ini.

3. Ini adalah kali pertama dan terakhir korban menerima kunci secara gratis. -Selamat datang di obrolan. Kami tidak sedang menawar.

4. Mengapa kami menyerang pusat data ? Seperti yang Anda ketahui, pusat data adalah industri teknologi tinggi yang membutuhkan investasi besar, dan setiap orang yang menjalankan bisnis ini harus mengetahui hal ini. 99 dari 100 perusahaan tersebut harus membayar jika mereka berada dalam situasi tanpa harapan. Dalam kasus ini, serangannya sangat mudah sehingga kami hanya memerlukan sedikit waktu untuk membongkar data dan mengenkripsi beberapa ribu terabyte informasi.

5. Kami menyimpulkan bahwa perundingan menemui jalan buntu ketika pihak kedua mengalihkan akses ke perundingan tersebut kepada pihak ketiga atau artinya mereka tidak akan mengatakan apa-apa lagi.

6. Kami berterima kasih kepada warga atas kesabaran mereka.

7. Kesimpulan selebihnya bisa Anda ambil sendiri, jangan percaya media. Perhatikan hanya mereka yang 'menepati janjinya'.

"Kesimpulannya, kami akan menunggu pihak kedua secara resmi mengonfirmasi bahwa kuncinya berfungsi dan data dipulihkan. Hanya setelah itu kami akan menghapus data tersebut secara permanen. Jika pihak kedua mengatakan bahwa mereka telah memulihkan datanya sendiri atau dengan bantuan pihak ketiga, kami akan mempublikasikan data tersebut. (Setidaknya jangan mengacaukannya di sini)," tulis unggahan itu.

Selain itu mereka juga melampirkan 4 link tautan yang dijelaskan sebagai kunci mengunduh data PDNS yang telah diretas.

Sumber TEMPO.CO

in

Share this post