TribrataNewsPolriLampung-Bandarlampung -- Kabid Humas Polda
Lampung, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, persoalan terkait
persekusi ibadah Natal di Gereja GPI Tulang Bawang, Lampung, kini telah
kondusif.
"Percekcokan
antara warga sekitar dengan pendeta dan jemaat yang ada di Desa Banjar Agung,
Kecamatan Banjar Agung, Tulang Bawang telah kondusif," katanya.
Pandra
menjelaskan, persoalan percekcokan tersebut telah kondusif setelah di dengar
dan langsung ditangani oleh anggota Bhabinkamtibmas Desa Banjar Agung.
Melalui
upaya yang presisi, prediktif, responsif, dan transparansi berkeadilan, anggota
Bhabinkamtibmas segera mendatangi lokasi dan juga melaporkan secara berjenjang
kepada Kapolsek Banjar Agung dan diteruskan kepada Kapolres.
"Alhasil
persoalan tersebut langsung dipertemukan baik itu dari jemaat, pendeta,
termasuk juga warga sekitar dan disepakati karena sedang merayakan hari Natal
diberikan kesempatan untuk merayakan atau menggunakan tempat tersebut sampai
tanggal 26 Desember 2021," kata dia.
Pandra
menambahkan setelah batas waktu yang ditentukan, kemudian Pendeta Sopan
Sidabutar menjalankan apa yang disepakati bahwa izin yang belum keluar maka
aktivitas terhadap peribadatan tidak lagi dilaksanakan kecuali sebagai rumah
doa atau rumah ibadah keluarga.
"Pada
tanggal 26 Desember 2021 disepakati, dan Pendeta Sopan Sidabutar dengan dibantu
jemaat GPI secara sukarela menurunkan lambang salib pada bagian depan bangunan
yang menjadi simbol bangunan gereja. Pernyataan tersebut juga disaksikan oleh
perangkat desa, warga masyarakat, TNI-Polri, dan pemerintah setempat,"
kata Pandra di Bandarlampung, Selasa, (28/127/2021)
Kapolres
Tulang Bawang, AKBP Hujra Soumena menambahkan, pihaknya telah melakukan
pertemuan antarlintas agama untuk menyikapi persoalan tersebut.
"Sekang
sudah aman, tentram, dan rukun. Kita sudah melakukan koordinasi dan pertemuan
antar lintas agama," katanya melalui sambungan telpon.
Dia
melanjutkan pada saat terjadi cekcok, anggotanya saat itu juga turut
mengamankan keadaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Anggotanya
dilokasi mengamankan lokasi lantaran saat itu sedang melakukan proses mediasi.
"Setelah
mendapatkan kesepakatan saat itu, masing-masing masyarakat membubarkan diri.
Setelah itu anggota kita tetap lanjut untuk pengamanan sampai kegiatan ibadah
Natal selesai," pungkasnya. (gnd/penmas)