Liburan sambil Belajar Sejarah, Lima Cagar Budaya di Lampung Ini Layak Dikunjungi

02/02/2024 10:31:00 WIB 2.187

https://tribratanews.lampung.polri.go.id.    LAMPUNG -- Wisata kota tua menjadi tren belakang ini di beberapa daerah di Indonesia. Pelancong bisa berpelesir sekaligus belajar mengenai sejarah sebuah kota dari bangunan-bangunan bersejarah di daerah itu.

Di Kota Metro, Lampung, saat ini menjadi satu-satunya kota yang telah mengesahkan tujuh bangunan dan benda peninggalan Belanda sebagai cagar budaya.

Oki Hajiansyah Wahab, Anggota tim ahli cagar budaya (TACB) Kota Metro, menyatakan bahwa tujuh bangunan dan benda itu telah disahkan menjadi cagar budaya melalui perda wali kota.

"Sudah ada tujuh cagar budaya yakni enam bangunan dan 1 benda yang merupakan peninggalan zaman Belanda," katanya beberapa waktu lalu.

Dari enam bangunan tersebut, lima diantaranya merupakan buatan zaman kolonial Belanda di Provinsi Lampung.

Berikut adalah lima cagar budaya warisan zaman Belanda di Kota Metro:

1. Rumah dokter
Dikenal sebagai "dokterswoning" oleh warga, rumah ini dibangun pada masa kolonial Belanda sekitar tahun 1939, sehingga saat ini sudah berusia 84 tahun. Awalnya, rumah ini diperuntukkan sebagai tempat tinggal bagi dokter-dokter Belanda yang bertugas di Metro. Saat ini, Dokterswoning juga berfungsi sebagai Rumah Informasi Sejarah (RIS) Kota Metro.

2. Rumah Asisten Wedana
Rumah ini, yang terletak di Jalan P Diponegoro, Kecamatan Metro Pusat, adalah bukti pemerintahan terstruktur pada zaman Belanda. Usianya kini sudah lebih dari 50 tahun dan menjadi saksi sejarah kedatangan kolonis di Kota Metro pada tahun 1936.

3. Health Center
Di masa penjajahan Belanda, Health Center (pusat kesehatan) ini digunakan untuk penanggulangan penyakit malaria di Lampung. Bangunan yang berada di kompleks RS Ahmad Yani, Kota Metro ini dibangun pada tahun 1958.

4. Menara Masjid At Taqwa
Menara Masjid Taqwa Kota Metro didirikan bersamaan dengan bangunan masjid pada 21 Juli 1967. Masjid Taqwa Metro sendiri tepat berada di jantung kota.

5. Klinik Santa Maria
Awalnya merupakan bangunan klinik kesehatan yang dikenal sebagai Roomsch Katholieke Missie. Klinik Bersalin Santa Maria terletak di tengah-tengah Kota Metro, di sebelah Gereja Hati Kudus dan tepat di seberang pojok kanan Taman Merdeka.

Klinik Bersalin Santa Maria adalah rumah sakit tertua yang didirikan dengan nama St. Elisabeth atas prakarsa suster-suster Fransiskan di bawah penanganan Pastor M. Neilen, SCJ, sekaligus sebagai imam Gereja pertama yang tinggal di Kota Metro.

Terkait cagar budaya ini, Wali Kota Metro Wahdi Sirajuddin menekankan bahwa bangunan-bangunan itu adalah bukti otentik sejarah perkembangan Kota Metro.

"Cagar budaya menjadi bukti otentik perjalanan panjang sejarah kota ini. Ini adalah upaya serius pemerintah daerah dalam melindungi dan menjaga identitas Kota Metro sebagai kota sejarah," katanya.

Dari sisi ilmu pengetahuan, bangunan historis tidak hanya memberikan pelajaran sejarah namun juga mengajarkan tentang gaya arsitektur serta dasar-dasar penataan kota di masa lalu.

"Banyak peninggalan Belanda yang masih awet hingga sekarang. Hal ini adalah bukti bahwa arsitektur zaman dahulu itu kuat, meski alatnya belum secanggih sekarang," katanya.

Share this post