https://tribratanews.lampung.polri.go.id. Bandar Lampung - Menjalani pengabdian sukarela untuk meningkatkan minat baca, terutama di kawasan marjinal, adalah tugas yang penuh tantangan.
Komunitas Jendela Lampung, berdedikasi untuk literasi dan pendidikan anak-anak, telah melibatkan diri dalam misi ini sejak berdiri pada tahun 2014, lebih tepatnya pada tanggal 13 November.
Asta Yuliantara, Kepala Koordinator Program Jendela Lampung, menjelaskan bahwa komunitas ini berfokus pada anak-anak di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung.
"Kami melihat bahwa tingkat literasi di Lampung, terutama di daerah terpinggirkan, masih rendah. Oleh karena itu, kami berusaha meningkatkan minat baca di antara anak-anak," ujar Asta.
Perjuangan awal tidak mudah, terutama menghadapi penolakan dari para orang tua.
Mereka menganggap anak-anak seharusnya mencari uang daripada fokus pada pendidikan.
"Para orang tua awalnya skeptis, karena anak-anak di sini banyak yang mencari rezeki di TPA Bakung. Namun, dengan memberikan pengertian, mereka akhirnya mendukung pendidikan anak-anak," tambahnya.
Meski demikian, komunitas Jendela Lampung masih menghadapi kendala dalam jumlah volunteer yang masih kurang.
"Kendala kami adalah kurangnya volunteer. Ini adalah tantangan baik dari internal maupun eksternal," kata Asta.
Saatin ini, sekitar 80 anak tergabung dalam Jendela Lampung, mulai dari usia 3 tahun hingga kelas 2 SMP.
Komunitas ini juga berdedikasi untuk mengajarkan anak-anak berkebutuhan khusus.
"Meskipun kami belum memiliki volunteer untuk mengajarkan bahasa isyarat, kami berencana untuk melibatkan hal itu ke depannya," ungkap Asta.
Dari segi sumber daya, Jendela Lampung awalnya bergantung pada buku-buku pribadi.
Namun, kini mereka telah mendapatkan donatur untuk buku-buku yang dibutuhkan.
"Kami membuka donasi bagi mereka yang ingin memberikan buku untuk mendukung pendidikan anak-anak," pungkas Asta.
Dengan tekad kuat dan semangat sukarela, Komunitas Jendela Lampung terus berupaya menjadi agen perubahan positif dalam peningkatan literasi anak-anak di daerah yang membutuhkan.