Peran Bhabinkamtibmas dalam Lahirnya Komunitas Madu Klanceng di Mataram Pringsewu

21/04/2025 13:00:00 WIB 242

tribratanews.lampung.polri.go.id. Pringsewu, Senin 21 April 2025 – Di balik geliat usaha madu klanceng yang kian berkembang di Pekon Mataram, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, tersimpan kisah tentang kepedulian dan ketulusan seorang anggota kepolisian terhadap masyarakat binaannya.

Adalah Bripka Ardiansyah Yuga Saputra, S.H., Bhabinkamtibmas Polsek Gadingrejo, yang tak hanya menjalankan tugas sebagai pelindung dan pengayom, tetapi juga berperan sebagai motor penggerak lahirnya komunitas produktif yang mengubah wajah ekonomi desa.

Semua berawal pada masa pandemi COVID-19 tahun 2020. Ketika aktivitas sosial dibatasi dan roda ekonomi desa melambat, Bripka Ardiansyah melihat keresahan warga sebagai peluang untuk berbuat lebih. Dari obrolan sederhana dengan seorang warga, Yuli Antoro, tercetus ide membentuk UMKM Omah Tawon Mataram, sebuah usaha budidaya lebah klanceng yang kini tak hanya menghasilkan madu berkualitas, tetapi juga menyemai harapan baru bagi masyarakat desa.

“Waktu itu warga bingung harus berbuat apa. Aktivitas banyak yang terhenti. Kami hanya diskusi kecil, lalu sadar ada potensi besar yang selama ini terabaikan,” kenang Bripka Ardiansyah saat ditemui awak media, Senin (21/4/2025).

Melihat latar belakang warga yang mayoritas bekerja sebagai petani dan pembuat batu bata, Bripka Ardiansyah menyadari bahwa keberadaan lebah klanceng di pekarangan dan kebun kelapa bisa menjadi sumber penghasilan tambahan yang selama ini tak pernah dilirik. Ia pun mulai memberikan edukasi dan pendampingan dari rumah ke rumah.

Dengan hanya bermodalkan empat kotak sarang lebah di awal, kini Komunitas Omah Tawon telah berkembang pesat, merawat lebih dari 370 sarang lebah yang tersebar di tangan 65 anggota aktif.

Namun keberhasilan ini bukan sekadar tentang angka dan produksi. Yang lebih membanggakan adalah tumbuhnya semangat gotong royong dan rasa percaya diri warga desa.

“Kita bukan cuma jualan madu, tapi juga menumbuhkan keyakinan bahwa warga bisa mandiri, meski dalam keterbatasan,” ujar Yuli Antoro, salah satu pendiri Omah Tawon.

Prinsip transparansi juga dijunjung tinggi. Konsumen dapat menyaksikan langsung proses pemanenan madu, menciptakan kepercayaan sekaligus menjadi sarana edukasi tentang pentingnya mengonsumsi produk alami dan asli.

Kini, madu klanceng dari Pekon Mataram tak hanya tersedia di pasar lokal dan apotek, tapi juga menjadi simbol keberhasilan pendekatan humanis dalam pembangunan desa. Keberhasilan ini membuktikan bahwa ketika aparat dan masyarakat berjalan seiring, segala keterbatasan bisa dilampaui bersama.(*)

Share this post