TribrataNewsPolriLampung-Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin,
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
kembali melanjutkan tinjauannya dalam rangka memastikan kesiapan jelang libur
Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kali ini, mereka mengecek Pos Terpadu Cikopo
yang berlokasi di Ruas Tol Cipularang.
Dalam tinjauannya kali
ini, Sigit mengungkapkan bahwa ada perbedaan yang akan dihadapi dalam periode
Nataru di tengah Pandemi Covid-19 saat ini dibandingkan sebelumnya. Untuk tahun
ini, kata Sigit, masyarakat diberikan kelonggaran dalam beraktivitas yang
dimana berpotensi menyebabkan kemacetan di beberapa titik. Sementara, disisi
lain, laju pertumbuhan Covid-19 diharapkan tidak mengalami peningkatan ketika
Nataru maupun setelah periode tersebut.
"Disisi lain
Covid-19 itu masih ada. Rekan-rekan mau tidak mau harus menghadapi dua masalah
tersebut. Disatu sisi diberikan kelonggaran, disisi lain tempat atau area
tertentu, kita harus betul-betul mampu melaksanakan penegakan protokol
kesehatan secara kuat. Dua hal itu harus dilaksanakan. Sehingga disatu sisi
ekonomi bisa tumbuh namun disisi lain, laju pengendalian Covid-19, betul-betul
bisa kita pertahankan sampai dengan pasca - Nataru nanti angkanya tetap
stabil," kata Sigit dalam pengarahannya, Rabu (22/12).
Belajar dari pengalaman,
Sigit menekankan, untuk periode libur Nataru tahun ini sangat diharapkan untuk
tidak terjadi lonjakan angka Covid-19 yang signifikan. Oleh karenanya, Sigit
meminta kepada TNI-Polri, Pemda, dan seluruh elemen masyarakat, untuk tidak
abai maupun lengah dalam hal penanganan dan pengendalian Covid-19.
"Pengalaman setelah
Nataru ada kenaikan dua setengah kali lipat. Harapan kita jangan sampai pasca-Nataru,
angka tersebut mengalami kejadian yang sama seperti tahun yang lalu. Ini
tentunya harus kita hadapi. Tentunya kalau kita lengah, kalau kita anggap ini
seperti hal yang biasa maka yang tadinya stabil selama 150 hari ini, akan ada
risiko," ujar mantan Kapolda Banten ini.
Oleh karena itu, Sigit
sangat mewanti-wanti seluruh jajarannya untuk benar-benar menguatkan pos
pengamanan dan pelayanan yang disiapkan selama pelaksanaan Operasi Lilin dalam
menghadapi Nataru berlangsung.
"Sehingga tentunya
dalam kesempatan ini, saya betul-betul wanti-wanti, bahwa seluruh jajaran
rekan-rekan kapolres yabg telah menyiapkan pos pengamanan dan pos pelayanan.
Ada area-area yang bisa digunakan melaksanakan vaksinasi, pemeriksaan terhadap
masyarakat yang perlu dilaksanakan Swab Antigen. Kemudian, memasifkan aplikasi
PeduliLindungi. Saya kira tadi sudah dilaporkan dan tentunya terkait dengan
penegakan aturan prokes memang betul-betul kita harapkan untuk dilaksanakan
dengan baik," ucap eks Kabareskrim Polri itu.
Semua upaya itu, kata
Sigit harus dimasifkan di wilayah yang berpotensi tinggi terjadinya interaksi
ataupun aktivitas dari masyarakat. Khususnya Jawa Barat yang terkenal dengan
lokasi wisata, Sigit menyebut, harus dipastikan penegakan protokol kesehatan
berjalan dengan sangat ketat.
Lebih dalam, dari hasil
pemantauannya, Sigit memaparkan, masih ada potensi kurangnya pemanfaatan
aplikasi PeduliLindungi di beberapa tempat. Menurutnya, barcode aplikasi itu
memang sudah terpasang, namun kepastian pengecekan terhadap masyarakat yang
mengakses yang dianggap masih lemah.
"Karena itu di
setiap tempat dipasang aplikasi PeduliLindungi betul-betul ada petugasnya.
Sehingga pada saat termonitor warnanya merah atau hitam artinya perlu ada
langkah-langkah lanjutan. Vaksin yang
kurang dicek. Lalu petugas menanyakan kenapa belum di vaksin kedua atau mungkin
belum vaksin sama sekali, dan kemudian langsung diarahkan ke gerai vaksin. Bagi
berwarna hitam, yang ada kontak erat atau terkonfirmasi positif tentunya
bagaimana kemudian didorong ke isolasi karantina sementara sebelum di geser ke
rumah sakit rujukan," papar Sigit.
Masih dalam hasil
pantauannya, Sigit masih menemukan lokasi isolasi sementara yang berdekatan
dengan dengan pos pengamanan dan pos pelayanan. Yang dimana, itu menyebabkan
adanya potensi terjadinya penularan Covid-19 di masyarakat.
"Ini tolong diatur
dan diperbaiki. Sehingga kemudian yang diisolasi tentunya harus lebih aman dan
tertutup. Sehingga tidak ada potensi terjadi kontak erat atau menular yang
lain," tutur Sigit.
Lebih dalam, Sigit
menyampaikan dengan dibangunnya pos pengamanan dan pos pelayanan ini, semua
pihak terkait harus bisa memanfaatkan momentum tersebut sebagai ajang untuk
melakukan akselerasi percepatan vaksinasi. Karena didalamnya ada gerai vaksin
yang disediakan bagi warga yang belum mendapatkan dosis pertama maupun kedua.
"Ini saatnya untuk
rekan-rekan memanfaatkan itu, jadi aturan yang masuk hotel, aturan masuk Rest
Area, kemudian masuk tempat yang memang diwajibkan melaksanakan prokes. Saran
saya sebaiknya ada aturan untuk vaksin dua kali. Sehingga, begitu ketahuan
mereka belum vaksin dua kali bisa langsung didorong ke gerai vaksin yang sudah
ada di area-area yang sudah didirikan. Karena ini bagian dari strategi dalam
situasi yang sulit. Namun rekan-rekan kemudian bisa manfaatkan peluang yang ada
untuk bisa melaksanakan akselerasi vaksinasi," kata Sigit.
Menurut Sigit, akselerasi
percepatan vaksinasi juga untuk mencapai target dari Presiden Joko Widodo
(Jokowi) sebesar 70 persen di akhir tahun ini. Hal itu juga sebagai antisipasi
menghadapi masuknya varian baru Covid-19 yakni, Omicron.
Tak hanya itu, vaksinasi
demi mewujudkan kekebalan komunal tersebut juga upaya untuk mencegah terjadinya
lonjakan Covid-19 pasca-Nataru.
"Bapak Presiden
tentunya mengharapkan bahwa kita semua bisa menjaga dan mengawal akhir tahun
dam memasuki tahun baru dalam kondisi angka Covid-19 yang ada saat ini
betul-betul bisa stabil," ujar Sigit.
Oleh karenanya, Sigit
menegaskan, TNI, Polri, Pemda, dan elemen masyarakat lainnya untuk terus
bersinergi dan bergandengan tangan dalam mempertahankan laju Covid-19 yang
sudah baik saat ini.
"Mohon terus kompak
sinergi TNI- Polri, Pemda serta rekan-rekan yang laksanakan tugas di pos
pengamanan dan pos pelayanan. Sehingga apa yang menjadi harapan Lak Presiden
bisa kita laksanakan secara optimal," tutup Sigit.