TribrataNewsPolriLampung-Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
memimpin upacara penutupan Satgas Polri pada misi pemeliharaan perdamaian PBB
di UNAMID dan penganugerahan Satyalancana Bhakti Buana kepada Satgas Garbha II
FPU 12 UNAMID di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan, Selasa (8/2).
Dalam
pengarahannya, Sigit mengungkapkan, personel Satgas UNAMID yang telah selesai
melaksanakan tugas agar selalu
mengembangkan profesionalitas, membagikan ilmu pengetahuan, dan
mengimplementasikan pengalaman yang diperoleh, dalam rangka menghadapi tugas
kepolisian kedepan yang semakin kompleks
"Jadilah
inspirasi dan teladan bagi para personel lainnya dalam mewujudkan Polri yang
modern, Polri yang berwawasan luas, dan Polri yang semakin diharapkan dan
dicintai masyarakat," kata Sigit.
Selaku
Kapolri, Sigit menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada
jajaran Satgas FPU dan IPO UNAMID yang telah berkontribusi dalam pemeliharaan
kedamaian dan ketertiban dunia sejak tahun 2008 hingga berakhirnya masa tugas
pada saat ini.
Dalam
berkiprah menjadi pasukan perdamaian dunia, kata Sigit, berbagai macam
penghargaan dan prestasi telah diraih. Diantaranya, dari UNHCR, Kepala
Pemerintahan Sudan, Kepala Kepolisian Sudan, Kepala Operasi Uni-Afrika, dan
Police Commissioner UNAMID.
Semua
itu diperoleh, menurut mantan Kapolda Banten tersebut, atas kerja keras,
dedikasi, dan loyalitas seluruh personel Satgas UNAMID dalam menjaga keamanan
dan perdamaian di wilayah Darfur, Sudan. Sehingga, telah menorehkan tinta emas
dalam sejarah perjalanan Polri dan Indonesia di kancah internasional.
"Tentunya
saya berharap duta-duta Indonesia di seluruh penjuru dunia yang saat ini tengah
menjalankan tugas, dapat senantiasa terus menorehkan kebanggaan dan kehormatan
bangsa Indonesia di mata dunia," ujar eks Kabareskrim Polri itu.
Tak
hanya itu, Sigit menekankan, torehan prestasi personel Polri di kancah
Internasional, sesuai dengan semangat transformasi menuju Polri yang Presisi.
"Tepatnya
pada kebijakan transformasi operasional Program kelima dan kegiatan ke-22 yaitu
pengembangan kerja sama Internasional melalui peran Polri dalam misi
perdamaian, misi kemanusian internasional, dan misi internasional
lainnya," ucap Sigit.
Menurut
Sigit, misi pemeliharaan perdamaian PBB, merupakan salah satu bagian dari
pelaksanakan diplomasi dan kerja sama Internasional Polri yang memiliki nilai
strategis sebagai wujud kontribusi Bangsa Indonesia dalam melaksanakan
ketertiban dunia, sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea
keempat.
Komitmen
itu, dikatakan Sigit, terwujud dalam 32 tahun Polri berkiprah dalam misi
perdamaian dalam 18 misi PBB setidaknya sudah dikerahkan 2.975 personel untuk
dijadikan Peacekeeper atau pasukan penjaga perdamaian.
"Jumlah
personel Polri ini menempatkan posisi Indonesia diposisi ke-10 sebagai negara
terbanyak yang mengirimkan personel dalam Troops/Police Contributing Countries
(TPCCS)," tutur Sigit.
Adapun,
beberapa negara yang menjadi wilayah misi PBB yaitu, Yaman, Afghanistan,
Kamboja, Sudan, Sudan Selatan, Mozambique, Namibia, Rep. Afrika Tengah, Bosnia,
Congo, Haiti, Slavonia, Mali, dan Somalia.
Dalam
hal ini, Sigit menyatakan, personel FPU dan IPO telah membawa harum nama bangsa
Indonesia di kancah internasional dan mendapatkan apresiasi positif atas peran
aktifnya dalam menjalankan misi pemeliharaan perdamaian PBB.
Dalam
menjalankan sebuah misi pemeliharaan perdamaian PBB, Sigit menekankan bahwa,
membutuhkan tanggung jawab yang begitu besar. Mulai dari melindungi masyarakat
sipil, memberikan bantuan kemanusiaan, memonitor perjanjian perdamaian antara
pihak yang bertikai, mendukung mediasi penyelesaian konflik antar kelompok,
serta membantu pemerintah Sudan untuk mengembalikan para pengungsi ke tempat
tinggal asalnya secara sukarela.
"Selain
itu, di masa berakhirnya misi UNAMID ini, Indonesia juga dipercaya menjadi
Guard Unit
terakhir
yang meninggalkan daerah misi atas profesionalisme dan disiplin tinggi yang
diakui oleh PBB sejak awal penugasan UNAMID," tutup Sigit.