Waspada Kemarau, Polda Lampung Imbau Cegah Kebakaran

21/09/2024 17:40:00 WIB 133

tribratanews.lampung.polri.go.id BANDARLAMPUNG - Kota Bandar Lampung tercatat sebagai salah satu dari empat kota dengan suhu tertinggi se-Asia Tenggara selama periode Juni-Agustus 2024.

Data yang dirilis Climate Central menunjukkan bahwa Bandar Lampung menduduki posisi ketiga dengan suhu panas tertinggi, di bawah Makassar (Sulawesi Selatan), Sumedang (Jawa Barat), dan Davao (Filipina).

Selama 81 hari, Kota Bandar Lampung mengalami suhu panas yang signifikan, meningkatkan risiko kekeringan dan kebakaran.

Polda Lampung mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap dampak buruk yang dapat ditimbulkan, seperti kekeringan dan potensi kebakaran hutan serta lahan, dalam masa musim kemarau ini.

Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mencegah bencana akibat kemarau.

“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan atau sampah sembarangan yang dapat memicu kebakaran,” ujar Irjen Pol Helmy, Sabtu (21/9/2024).

Ia juga menegaskan pentingnya menjaga lingkungan dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan yang dapat menyebabkan percikan api.

Untuk mencegah terjadinya kekeringan, Kapolda Lampung mengajak masyarakat untuk menghemat penggunaan air, memperbaiki saluran irigasi yang bocor, dan menampung air hujan sebagai alternatif cadangan air.

“Langkah-langkah sederhana ini dapat membantu mencegah krisis air bersih yang sering terjadi di musim kemarau,” tambahnya.

Polda Lampung juga berperan aktif membantu masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih akibat kemarau dengan mendistribusikan bantuan air bersih ke beberapa daerah terdampak.

“Kami berkomitmen untuk terus mendukung masyarakat yang membutuhkan, terutama dalam situasi sulit seperti ini,” tegas Kapolda.

Irjen Pol Helmy Santika menutup dengan pesan penting agar semua pihak bersama-sama meningkatkan kewaspadaan dan bertindak proaktif untuk mengurangi dampak buruk kemarau.

“Mari kita jaga lingkungan kita bersama demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

Dengan kolaborasi yang baik antara masyarakat dan pemerintah, diharapkan dampak amusim kemarau dapat diminimalisir sehingga tidak menimbulkan bencana yang lebih besar.

Share this post