tribratanews.lampung.polri.go.id. Penipuan melalui telepon semakin marak terjadi, dengan pelaku yang semakin canggih dalam melakukan aksinya.
Salah satunya adalah penipuan melalui telepon yang semakin marak dan beragam modusnya.
Pelaku penipuan menggunakan berbagai cara untuk menipu korbannya, dari berpura-pura sebagai petugas bank hingga menawarkan hadiah palsu.
Untuk melindungi diri dari penipuan via telepon, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Modus Penipuan Telepon yang Marak Terjadi
1. Penipuan Berkedok Kurir Paket
Penipu mengaku sebagai seorang kurir paket dan meminta korban untuk mentransfer sejumlah uang dengan dalih ongkos kirim, bea cukai, atau pajak.
2. Penipuan Mengatasnamakan Bank
Penipu mengaku sebagai pegawai bank dan menginformasikan bahwa rekening korban sedang bermasalah atau ada transaksi mencurigakan.
Mereka kemudian meminta korban untuk memberikan data pribadi atau melakukan transfer uang
3. Penipuan Penawaran Hadiah atau Undian
Penipu memberitahukan korban bahwa mereka telah memenangkan hadiah atau undian dan meminta sejumlah uang untuk biaya administrasi atau pengiriman hadiah.
4. Penipuan Mengatas Namakan Keluarga
Penipu seperti ini mengaku bahwa dia adalah orang yang menolong keluarga kamu, mengatakan bahwa keluarga kamu kecelakaan dan pada akhirnya meminta uang untuk membayar uang rumah sakit
Ciri-Ciri Penipuan Telepon yang Perlu Diwaspadai
1. Nomor telepon yang tidak dikenal
Penipu biasanya menggunakan nomor telepon yang tidak dikenal atau berasal dari luar negeri.
2. Skenario yang terkesan terburu-buru
Penipu akan berusaha membuat korban panik dan terburu-buru dalam mengambil keputusan.
3. Meminta informasi pribadi atau data perbankan
Penipu akan meminta informasi sensitif seperti data diri, nomor rekening bank, OTP, atau PIN.
4. Menawarkan hadiah atau keuntungan yang tidak masuk akal
Penipu akan menawarkan hadiah atau keuntungan yang sangat menarik dengan iming-iming mudah dan cepat.
5. Meminta transfer uang ke rekening pribadi
Penipu akan meminta korban untuk mentransfer uang ke rekening pribadi, bukan ke rekening resmi instansi terkait.
Langkah-Langkah Menghadapi Penipuan Telepon
1. Tetap Tenang dan Waspada
Hal pertama yang harus dilakukan saat menerima telepon mencurigakan adalah tetap tenang dan waspada.
Jangan panik dan terburu-buru mengikuti instruksi penelepon.
Ingatlah bahwa penipu biasanya akan berusaha membuat korban panik agar mudah dimanipulasi.
2. Jangan Berikan Informasi Pribadi
Hati-hati dan jangan mudah tergoda untuk memberikan informasi pribadi seperti data diri, nomor rekening bank, OTP, atau PIN kepada siapapun melalui telepon, terutama jika kamu tidak mengenal mereka.
Bank atau instansi resmi tidak akan pernah meminta informasi sensitif melalui telepon.
3. Verifikasi Informasi
Jika kamu ragu dengan informasi yang disampaikan penelepon, putuskan sambungan telepon dan hubungi pihak terkait secara langsung untuk memverifikasinya.
Contohnya, jika penelepon mengaku dari bank kamu, hubungi call center bank kamu melalui nomor resmi yang tertera di website bank.
4. Laporkan Penipuan
Segera laporkan kejadian penipuan ke pihak berwajib, seperti:
Polisi: 110
Otoritas Jasa Keuangan (OJK): 1500 030
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo): https://aduannomor.id/
Laporkan juga nomor telepon penipu ke operator seluler kamu.
5. Sebarkan Informasi
Bagikan informasi tentang modus penipuan yang kamu alami kepada keluarga, teman, dan orang lain agar mereka juga waspada.
Tips Tambahan yang bisa kamu lakukan untuk kasus ini
1. Rekam percakapan telepon dengan penipu jika memungkinkan.
2. Hati-hati dengan tawaran yang tidak masuk akal, seperti hadiah, undian, atau investasi yang menjanjikan keuntungan besar dengan mudah.
3. Gunakan aplikasi pemblokir nomor spam untuk membantu menyaring panggilan dari nomor mencurigakan.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas dan selalu waspada, kamu dapat terhindar menjadi korban penipuan telepon.
Ingatlah, informasi pribadi adalah kunci utama untuk melindungi keuangan. Jangan mudah tergoda dengan iming-iming keuntungan yang tidak masuk akal, dan selalu verifikasi informasi sebelum bertindak.
Sumber Tribunnews.com