BMKG Sebut Suhu Dingin di Indonesia Terkadang Bisa sampai September

26/07/2024 15:00:00 WIB 1.553

tribratanews.lampung.polri.go.id. Jakarta - Suhu dingin jelang puncak musim kemarau terjadi di bulan Juli hingga Agustus. Namun, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu dingin terkadang bisa mencapai September.
 

Hal itu disebabkan angin monsun Australia yang bertiup ke arah Benua Asia, melewati Indonesia dan Samudra Hindia yang mempunyai suhu permukaan laut relatif lebih dingin (rendah). Angin monsun Australia bersifat kering dan sedikit membawa uap air, terlebih pada malam hari ketika suhu mencapai titik minimum.

Fenomena angin ini kemudian mengakibatkan suhu udara di sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya bagian selatan khatulistiwa yakni Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, jadi terasa lebih dingin.

Wilayah yang terasa lebih dingin di Pulau Jawa adalah Pegunungan Bromo, Pegunungan Sindoro-Sumbing, dan Lembang Bandung. Bahkan tercatat pada 7 Juli 2024 suhu minimum di Dataran Tinggi Dieng mencapai 1 derajat celsius pukul 2 dini hari

Suhu Dingin Dipengaruhi Faktor Lainnya
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menambahkan, selain monsun Australia, suhu dingin yang sedang melanda sebagian wilayah Indonesia juga disebabkan posisi geografis, kondisi topografis, ketinggian wilayah, serta kelembapan udara yang relatif kering.

Ditambah lagi pada Juni-Agustus, posisi sudut datang sinar matahari berada di posisi terjauh dari Indonesia, khususnya di Indonesia bagian selatan khatulistiwa.

"Beberapa hari terakhir ini, cuaca cerah mendominasi hampir di seluruh pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatra bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan. Angin dominan dari arah timur hingga tenggara membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia sehingga kurang mendukung proses pertumbuhan awan," terang Guswanto di Jakarta (19/7/2024), dikutip melalui rilis BMKG.

Guswanto mengatakan hal ini menyebabkan langit menjadi cerah sepanjang hari. Kurangnya tutupan awan pada malam hari juga menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi terpancar ke atmosfer tanpa hambatan. Kemudian, ini mengakibatkan penurunan suhu yang signifikan.

Selain itu, angin yang tenang pada malam hari menghambat pencampuran udara. Oleh sebab itu, udara dingin terperangkap di permukaan bumi.

"Daerah dataran tinggi atau pegunungan cenderung lebih dingin karena tekanan udara dan kelembaban yang lebih rendah," ujarnya

Share this post