Festival Bulimau 2024: Melestarikan Tradisi Adat dan Kebudayaan Lampung

10/03/2024 14:20:00 WIB 1.440

https://tribratanews.lampung.polri.go.id. PESAWARAN - Majlis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) Kabupaten Pesawaran menggelar Festival Budaya Bulimau (Bulangekh) sebagai upaya pelestarian tradisi adat budaya Lampung menjelang bulan suci Ramadan 1445 Hijriah tahun 2024.

Ketua Umum MPAL Kabupaten Pesawaran, Farifki Zulkarnaen, dalam Suntan Junjungan Makhga, menjelaskan bahwa acara Bulimau memiliki filosofi sakral, yang bertujuan untuk membersihkan diri, hati, dan pikiran menyambut bulan suci Ramadan.

"Bulimau adalah warisan tradisi Lampung sejak zaman dahulu. Alhamdulillah, sudah tiga tahun kita berhasil menghidupkan kembali tradisi ini, sehingga generasi mendatang dapat mewarisinya," ucap Farifki saat Festival di aliran sungai Wisata Beronjong Desa Cipadang Kecamatan Gedong Tataan pada Sabtu (9/3/2024).

Farifki menegaskan bahwa Bulimau juga mencerminkan kearifan lokal dan memiliki hubungan erat dengan ajaran agama Islam.

Asisten Bidang Administrasi Umum Ir. Heriansyah, menyambut baik terselenggaranya Festival Bulimau atau Belangikhan.

"Festival ini tidak hanya menjadi upaya pelestarian adat dan budaya Lampung, tetapi juga menjadi sarana promosi wisata Pesawaran kepada masyarakat luas," katanya.

Heriansyah menekankan kekayaan budaya Pesawaran, termasuk adat istiadat, bahasa, sastra, tradisi, kesenian, arsitektur tradisional, dan makanan tradisional.

"Budaya Lampung memiliki basis yang kuat sebagai sumber ekonomi wisata yang dapat dikembangkan. Acara ini strategis sebagai wahana untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Lampung masa kini dan masa depan," ujarnya.

Heriansyah menjelaskan bahwa Bulimau atau Belangiran merupakan warisan turun temurun untuk membersihkan hati, pikiran, dan diri menyambut Bulan Suci Ramadan. Acara ini melibatkan ritual membasuh diri di sungai dengan minyak wangi, kembang warna-warni, dan jeruk telor.

"Mari para Tokoh Adat, Tokoh Agama, dan masyarakat Lampung untuk menjadikan acara ini sebagai sarana untuk melestarikan nilai-nilai kebudayaan Lampung, mencegah pengaruh budaya global, serta menjaga dan memegang teguh tradisi budaya sebagai ujung tombak pelestarian kebudayaan Lampung," tambahnya.

Share this post