TribrataNewsPolriLampung-Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto
dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menghadiri kegiatan dukungan
psikososial kepada anak-anak dan disabilitas yang terdampak Pandemi Covid-19.
Sigit
mengungkapkan, anak-anak adalah aset Bangsa Indonesia karena merupakan generasi
penerus. Sehingga, kata Sigit, mereka juga harus mendapatkan perlindungan yang
sama atas kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, pelayanan
kesehatan, dan kesejahteraan.
Demi
memenuhi kebutuhan dasar bagi anak yang terdampak Pandemi Covid-19 itu, Sigit
menyebut, hal itu adalah tanggung jawab bersama antara Pemerintah, TNI, Polri
dan stakeholders lainnya.
"Sebagai
wujud kehadiran negara di tengah-tengah masyarakat, khususnya di situasi
Pandemi Covid-19, maka diselenggarakan dukungan psikologis sosial bagi
anak-anak yang terdampak Covid-19 tahun 2021 dengan tema 'Peduli Anak,
Indonesia Tangguh'," kata Sigit di Lapangan Lemdiklat Polri, Ciputat,
Jakarta Selatan, Selasa (2/11/2021).
Menurut
mantan Kapolda Banten tanggung jawab bersama antar-pihak ini juga merupakan
pesan dari Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya, bangkitnya rasa
kemanusian, persaudaraan, dan persatuan dari segala penjuru adalah sebuah
kekuatan maha besar yang menambah keyakinan musibah ini akan mampu diatasi
bersama-sama.
"Jadi
apa yang disampaikan Pak Presiden ini terbukti dengan kepedulian kita bersama
untuk bisa hadir dan berkontribusi untuk anak-anak kita," ujar eks
Kabareskrim Polri tersebut.
Sigit
memaparkan, di tengah Pandemi Covid-19 sudah ada 25.000 anak yang menjadi
yatim, piatu, maupun yatim piatu. Bahkan, dari jumlah itu diantaranya ada
anak-anak dari personel TNI-Polri yang orang tuanya harus gugur saat berada di
garis terdepan menangani virus corona.
"Korban
Covid-19 adalah seorang bapak, seorang ibu, ada juga mereka TNI-Polri, mereka
yang bertugas ikut menangani Covid-19, dan mereka yang selama ini bertugas dan
berbakti di lini terdepan. Dalam kesempatan ini kita mendoakan saudara kita
yang telah gugur dalam menghadapi Pandemi ini. Semoga diberikan tempat terbaik
di sisinya dan selalu diterima amal ibadahnya," ucap Sigit dengan nada
terenyuh.
Dalam
dukungan psikososial, Pemerintah, TNI, Polri dan stakeholders lainnya
memberikan pelayanan bantuan psikologis, konseling, dan kedepan akan ada
layanan Hotline dan e-psikologi untuk memastikan psikologis mereka baik. Tak
hanya itu, kegiatan ini juga menyalurkan bantuan sosial (bansos) terhadap anak
dan kaum disabilitas.
Sigit
menegaskan, semua niat baik dan dukungan ini berdasarkan azas Salus Populi
Suprema Lex Esto atau keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi.
Oleh
sebab itu, Sigit menekankan bahwa, dukungan psikososial ini harus dilakukan
secara berkelanjutan. Dengan melakukan mapping potensi dan bakat anak-anak,
kegiatan konseling tatap muka baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
pemanfaatan teknologi yakni Hotline Center Polri juga pengembangan aplikasi
e-psikologi Polri untuk eksternal khususnya konseling anak. Lalu, lakukan
pemantauan terhadap tumbuh kembang anak sehingga sesuai dengan potensi dan
bakat yang ada.
"Mengutamakan
keselamatan rakyat merupakan kekuatan hukum tertinggi, yang tentunya ini kita
lakukan secara terus menerus dan berkelanjutan," ucap Sigit.
Pada
kegiatan ini, Polri bersama dengan seluruh pihak yang terlibat memberikan
dukungan Psikososial serentak di 34 Provinsi kepada balita, anak-anak, remaja,
dan kelompok disabilitas sebanyak 2.333 orang. Yang terdiri dari 2.138
anak-anak, 195 kelompok disabilitas, dan 48 orang tua pendamping. Selain itu,
telah dibuka pula layanan konseling psikologis bagi orang tua pendamping.
Sigit
berharap, dengan adanya kegiatan ini, anak-anak terdampak Covid-19 tidak
kehilangan keceriaan masa kecilnya dan tidak menganggu tumbuh kembangnya.
Mengingat, mereka adalah calon pemimpin Bangsa Indonesia kedepannya. Sigit juga
menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam acara
ini.
"Tidak
boleh kehilangan keceriaan, mereka harus mendapatkan keinginannya. Kita harus
antar mereka agar menjadi apa yang menjadi cita-citanya. Itu harapan kita
semua. Karena mereka generasi penerus bangsa. Tak menutup kemungkinan dari mereka
lahir calon pimpinan yang memimpin Indonesia di masa mendatang. Oleh karena itu
terima kasih kepada seluruh tim dan saya yakin apa yang dilakukan menjadi
ibadah bagi kita semua," papar Sigit.
Dalam
kesempatan ini, Sigit juga menyempatkan untuk menyapa anak-anak secara virtual
di beberapa daerah. Ia sempat berbincang dengan seorang anak yang ingin menjadi
polisi.
Setelah
mendengar keinginan anak tersebut, Sigit langsung menginstruksikan kepada
jajarannya di daerah untuk memastikan cita-citanya tersebut tercapai.
Lebih
dalam, Sigit menyebut, dengan membangun dan menjaga generasi penerus bangsa
ini, maka sejalan dengan mempersiapkan pembangunan SDM sejak dini, ketika
nantinya Indonesia mendapatkan bonus demografi di usia produktif, yang
diprediksi terjadi pada tahun 2030 mendatang.
Dengan
adanya kesiapan dini menyambut bonus demografi, Sigit menyatakan bahwa,
terciptanya SDM yang unggul menjadi kunci utama untuk Indonesia dapat maju.
"Mereka
adalah bonus demografi. bagaimana kita bisa mengelola bonus tersebut sehingga
menjadi SDM-SDM yang unggul, profesional dan mengisi persiapan dengan kerja
kemampuan dan karya untuk wujudkan SDM yang siap mengantar Indonesia menjadi
besar dan diramalkan sebagai negara nomor 4 terbesar di dunia," ujar Sigit.
Dalam
kegiatan ini dihadiri oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(PPPA) Bintang Puspayoga dan Menteri Sosial Tri Rismaharini. Mereka
menyampaikan apresiasi atas diselenggarakannya acara dan perhatiannya terhadap
anak-anak.