Mengapa Malam Hari Terasa Dingin di Tengah Musim Kemarau? Ini Penjelasan Pakar

26/07/2024 14:40:00 WIB 1.562

tribratanews.lampung.polri.go.id. Jakarta - Warga Indonesia, khususnya Jawa Barat akhir-akhir ini merasakan suhu yang dingin pada malam hari. Padahal, saat ini sudah memasuki musim kemarau.
Menurut dosen Meteorologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Muhammad Rais Abdillah, S Si M Sc, fenomena tersebut merupakan hal yang wajar. Ia mengatakan, setidaknya ada tiga faktor yang memengaruhinya.

Pertama, volume awan yang sedikit saat kemarau. Kemudian, ada juga faktor angin dan kelembaban udara.

Jumlah Awan yang Sedikit
Rais menyebut, awan adalah komponen yang sangat berperan dalam menentukan tinggi rendahnya suhu udara. Saat musim kemarau, biasanya awan akan berkurang jumlahnya.

"Awan berfungsi sebagai 'selimut' yang memantulkan sinar matahari dan mencegah panasnya mencapai permukaan bumi," katanya dilansir dari laman ITB, Rabu (24/7/2024).

Pada siang hari, awan jumlahnya sedikit sehingga sinar matahari yang turun ke bumi lebih banyak. Tak heran, suhu saat siang hari terasa sangat panas.

Hal tersebut terjadi sebaliknya pada malam hari. Panas yang diserap oleh bumi saat siang akan kembali dilepaskan ke luar angkasa pada malam.

Itulah penyebab mengapa suhu pada malam hari sangat dingin meski di tengah musim kemarau. Rais mengatakan proses pendinginan tergantung pada keberadaan awan di malam hari.

"Kalau malam input panas dari matahari sudah tidak ada, yang ada pendinginan. Jika tidak ada awan (saat malam), panas dari bumi lepas ke luar angkasa. Tapi kalau ada awan, panasnya dibalikkan lagi oleh awan sehingga permukaan bumi mendinginnya lambat," jelasnya.

"Hal itu karena jarak antara temperatur maksimum dan minimum harian itu cukup besar dibandingkan musim hujan karena musim hujan relatif banyak awan," sambungnya.

Kelembaban Udara
Selain awan, kelembaban udara juga menentukan tingkat suhu. Namun, efeknya jauh lebih kecil.

Kelembaban udara tak akan menjadikan udara langsung menjadi dingin atau panas. Jika udara terasa lebih dingin, biasanya kelembaban udaranya pun rendah.

Angin yang Tenang
Suhu akan menjadi lebih dingin saat angin tenang. Sebaliknya, suhu bisa lebih panas saat angin berhembus.

Sehingga, keberadaan angin juga sangat berpengaruh pada suhu permukaan bumi. Angin tenang di saat musim kemarau akan membuat suhu bisa terasa lebih dingin.

Angin sendiri berguna dalam mengaduk udara malam hingga pagi. Saat suhu dingin, angin artinya mengaduk udara hangat ke bawah dan mengaduk yang dingin ke atas.

"Kalau cuaca dingin, tidak ada angin atau anginnya tenang, itu menyebabkan pendinginannya lebih efektif," kata Rais.

Untuk lebih memastikan kondisi cuaca terkini, Rais mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"BMKG sudah melakukan prakiraan. Temperatur itu prediksinya jauh lebih akurat daripada hujan. Untuk pertanian yang perlu informasi satu minggu atau satu bulan ke depan, BMKG juga mengeluarkan prediksi musiman. Jadi, sangat bisa sekali melihat informasi prakiraan cuaca tersebut," ujarnya.

Sumber detik.com

Share this post